cover
Contact Name
Angga Kautsar
Contact Email
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Editorial Address
Gedung Laboratorium I Fakultas Farmasi, UNPAD Jl. Raya Jatinangor KM 21, Bandung-Sumedang, Indonesia 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Farmaka
ISSN : 16931424     EISSN : 27163075     DOI : https://doi.org/10.24198/
Core Subject : Health, Science,
Farmaka is replacement for Pharmaceutical Bulletin, published since 1991, with a frequency of four times a year. Editors accept scholarly works of research results and literature review which was closely related to the science, pharmaceutical technology and practice.
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)" : 15 Documents clear
ARTICLE REVIEW: EFEK TERAPETIK AKUPUNTUR PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE-2 Maretty Erwanta Roulina Manik; Asti Yunia Rindarwati; Dika Pramita Destiani
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.38800

Abstract

Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) merupakan salah satu isu kesehatan global. Dalam satu decade terakhir menunjukkan bahwa terapi DMT2 kurang memuaskan sehingga diperlukan adanya terapi alternatif. Salah satu terapi alternative yang dapat digunakan adalah akupunktur. Akupunktur merupakan salah satu pengobatan tradisonal Cina yang sudah luas digunakan dalam penanganan DMT2, namun belum banyak artikel membahas khasiat terapi akupunktur dibandingan dengan pengobatan antidiabetic pada pasien DMT2. Artikel ini bertujuan untuk memuat bukti-bukti uji klinis khasiat akupunktur dalam terapi pasien DMT2. Sebanyak 3 artikel yang memuat uji klinis dan uji acak terkontrol yang dieproleh secara elektronik melalu situs PubMed selama 10 tahun terakhir. Hasil studi ini menunjukkan bahwa akupunktur terbukti dapat memperbaiki kadar glukosa darah, berat badan, dan sensitivitas insulin pasien DMT2 melalui mekanisme antiinflamasinya. Berdasarkan hasil ini, disimpulkan bawa intervensi akupunktur dalam terapi pasien DMT2 dapat meningkatkan outcome pengobatan pasien DMT2 dan direkomendasikan untuk diimplementasikan sebagai pengobatan tambahan DMT2 di Indonesia.Kata kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2), Kadar gula darah, Sensitivitas insulin
TEKNOLOGI DIGITAL UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS: REVIEW ATIKEL Aeni Suciati; Sofa Dewi Alfian
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.33943

Abstract

Diabetes mellitus menjadi masalah kesehatan global yang diperkirakan prevalensinya akan terus meningkat. Kepatuhan pengobatan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapai keberhasilan terapi dan mencegah terjadinya komplikasi. Akan tetapi, pengobatan yang kompleks dalam jangka waktu yang panjang dapat memicu rendahnya kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes mellitus. Berbagai intervensi telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien diabetes mellitus, salah satunya intervensi berbasis teknologi digital. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengulas penggunaan teknologi digital serta efektivitasnya dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes mellitus. Metode yang digunakan berupa studi pustaka artikel pada jurnal nasional ataupun internasional yang terbit dalam 10 tahun terakhir (2011-2021) melalui media online seperti Google search, Google scholar, PubMed, dan NCBI. Review ini memuat 10 artikel mengenai penggunaan teknologi digital serta efektivitasnya dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan diabetes. Teknologi digital tersebut diantaranya layanan pesan singkat (SMS), IVR (Interactive Voice Response), telemedicine, pill box reminder, m-Health Apps (Medisafe dan Gather Health), Ios App PatientPartner, dan media sosial WhatsApp. Sebagian besar studi menunjukkan teknologi tersebut memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes mellitus.
Suplemen Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Jihan Nurul Thurfah; Irma Melyani Puspitasari; Sofa Dewi Alfian
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.37399

Abstract

Tidur adalah bagian penting dari rutinitas manusia untuk memulihkan kondisi fisik dan mental. Tidur dapat mengalami gangguan yang meningkatkan risiko beberapa penyakit medis dan mental. Gangguan tidur dapat diobati dengan obat golongan sedatif (penenang), selain itu terapi tambahan dapat digunakan untuk memperbaiki gangguan tidur. Artikel ini merupakan studi literatur yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan merangkum jenis, dosis, dan efektivitas suplemen yang dapat digunakan untuk pencegahan dan pengobatan. Pencarian literatur menggunakan basis data elektronik PubMed. Sebanyak 11 studi diidentifikasi dari 36 studi yang ditemukan. Empat dari enam suplemen menghasilkan efek signifikan terhadap penurunan gangguan tidur, yaitu melatonin, zat besi, carnosine, dan resveratrol, sedangkan vitamin D dan DHA (docosahexaenoic acid) tidak menghasilkan efek yang diharapkan. Dengan demikian, suplemen-suplemen di atas dapat digunakan sebagai terapi alternatif atau terapi tambahan untuk gangguan tidur.
Kemajuan Terkini dalam Radiofarmaka sebagai Agen Terapi Kanker Payudara Nur Alifa Agus; Holis Abdul Holik; Arifudin Achmad
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.39356

Abstract

ABSTRAKKanker payudara merupakan salah satu kanker paling mematikan bagi wanita dan kanker dengan jumlah kasus terbanyak di Indonesia dengan persentase sebesar 18,6%. Manajemen kanker secara tradisional dilakukan berdasarkan identifikasi lesi tumor melalui tahapan pencitraan diagnostik yang kemudian diikuti dengan kemoterapi hingga pembedahan. Tetapi perawatan seperti ini terdapat adanya kerugian seperti toksisitas yang tidak sesuai target, konsentrasi obat yang rendah pada penyakit, serta adanya penetrasi obat yang terbatas. Hal tersebut menjadikan terapi dengan radiofarmaka dan radionuklida menjadi pilihan terapi yang paling disukai baru-baru ini karena memiliki toksisitas minimal dibandingkan dengan pengobatan kanker lainnya. Artikel ini bertujuan untuk merangkum penelitian-penelitian terkini mengenai radiofarmaka sebagai manajemen terapi untuk kanker payudara dalam lima tahun terakhir. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu studi tinjauan pustaka (literature review) pada sumber basis data PubMed dan Google Scholar. Dari hasil tinjauan pustaka diperoleh 19 agen terapi target dengan radiofarmaka yang telah diteliti dan menunjukkan hasil yang potensial sebagai terapi kanker payudaraKata kunci: Kanker payudara, Terapi, Radiofarmaka, Radionuklida
REVIEW ARTIKEL: KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER TANAMAN BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.) SEBAGAI TERAPI DIABETES Sinta Aulia Rachmah; Yoga Windhu Wardhana
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.34335

Abstract

Diabetes merupakan penyakit tidak menular yang memiliki prevalensi tinggi di seluruh dunia. Indonesia termasuk salah satu negara dengan prevalensi tinggi, yaitu 8,5% pada tahun 2018. Terdapat beberapa cara untuk menanggulangi diabetes, salah satunya penggunaan obat herbal tanaman bunga telang atau Clitoria ternatea. Adapun artikel ini ditujukan untuk mengumpulkan informasi mengenai senyawa metabolit sekunder yang berkontribusi dalam aktivitas antidiabetes Clitoria ternatea. Senyawa fenolik, flavonoid, dan antosianin bertanggung jawab sebagai agen antidiabetes pada bunga telang.Kata Kunci: diabetes, bunga telang, Clitoria ternatea, metabolit sekunder
Kajian Farmasi Klinik Potensi Interaksi Obat Dengan Kontrasepsi Oral Putri Kholilah Maulida; Keri Lestari
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.38329

Abstract

Kontrasepsi oral sebagai salah satu alat kontrasepsi yang digunakan di Indonesia harus memiliki efektivitas yang baik agar sesuai dengan tujuan penggunaannya. Interaksi obat harus dipertimbangkan ketika meresepkan kontrasepsi oral dengan obat lain untuk menghindari resiko kegagalan kontrasepsi dan efek samping lainnya. Artikel ini membahas kajian farmasi klinik potensi interaksi obat dengan kontrasepsi oral dengan memperhatikan mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik komponen kontrasepsi oral yaitu estrogen dan progesteron. Berdasarkan kajian ini didapatkan adanya potensi interaksi obat dengan kontrasepsi oral yang berpengaruh terhadap efektivitas keduanya sehingga diperlukan pemantauan terapi obat untuk menghindari penurunan efektivitas maupun reaksi obat yang tidak diinginkan.
Review Pengelolaan Sediaan Cold Chain Product (CCP) di Pedagang Besar Farmasi Berdasarkan Pedoman Cara Distribusi Obat Yang Baik Tahun 2020 Tina Astiani; Ida Musfiroh
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.39443

Abstract

Dalam sektor farmasi, cold chain product (CCP) atau produk rantai dingin merupakan obat-obatan yang disimpan dalam kisaran suhu yang telah ditetapkan. Produk-produk ini termasuk vaksin, produk biologis, perawatan onkologi, beberapa jenis insulin dan obat-obatan lainnya. Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan penting menangani hingga mendistribusikan sediaan, termasuk sediaan yang sensitif terhadap kondisi lingkungan sekitar seperti produk CCP. PBF harus dapat memastikan kualitas serta efikasi produk ketika proses distribusi sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Artikel ini membahas bagaimana pengelolaan sediaan CCP di Pedagang Besar Farmasi dari mulai penerimaan, penyimpanan hingga penyaluran sesuai dengan Pedoman CDOB tahun 2020. Hasil yang didapatkan adalah pengelolaan cold chain product di Pedagang Besar Farmasi mulai dari penerimaan hingga pengiriman produk memerlukan perhatian lebih karena produk tersebut sangat rentan terhadap perubahan suhu. Potensi produk tersebut mungkin dapat berkurang atau bahkan hilang bila terkena suhu di luar kisaran yang dipesyaratkan, maka dalam penyimpanannya perlu dijaga antara suhu 2°-8°C dan -15° s/d -25°C. Terjadinya perubahan suhu hingga diluar rentang yang dipersyaratkan dalpat mengubah kualitas produk serta efikasinya. Dalam pengelolaannya, terdapat faktor lain yang memengaruhi seperti seperti bangunan dan peralatan (chiller, freezer, termometer) yang memadai serta personel yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan CDOB.Kata kunci: CCP, CDOB, PBF
REVIEW ARTIKEL : AKTIVITAS FARMAKOLOGI ANGKAK (BERAS MERAH FERMENTASI KAPANG MONASCUS PURPUREUS) Fathia Pebriani; Tiana Milanda
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.34541

Abstract

Sejak dahulu kala, manusia telah menggunakan berbagai keanekaragaman hayati untuk dijadikan obat-obatan dalam meringankan dan mengobati penyakit. Indonesia memiliki berbagai spesies tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang mampu dikembangkan menjadi obat tradisional yang sangat bermanfaat. Salah satu obat tradisional yang sudah digunakan secara luas adalah angkak. Angkak merupakan makanan fermentasi asal China yang dibuat dengan mengkultivasi kapang Monascus purpureus (ragi merah) pada beras. Beberapa aktivitas farmakologi serta kandungan senyawa tersebut sudah dibuktikan melalui berbagai penelitian. Oleh sebab itu, ditulis review artikel ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kandungan metabolit sekunder pada angkak dengan aktivitas farmakologinya. Artikel dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari penelusuran melalui Google Scholar dan PubMed dengan kata kunci yang telah ditentukan dan sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kandungan metabolit sekunder pada angkak dengan aktivitas farmakologi yang diteliti. Senyawa yang terkandung memiliki perannya masing-masing terhadap aktivitas yang ditimbulkan.Kata kunci: Aktivitas farmakologi, angkak, Monascus purpureus, monakolin K.
REVIEW ARTIKEL : PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP RANTAI PASOK FARMASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP SARANA DISTRIBUSI FARMASI Cheryl Alodya; Widya Lestari; Sriwidodo -
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.38768

Abstract

COVID-19 dinyatakan menjadi pandemi sejak Maret 2020 dan terus menyebar hinnga ke 200 negara pada Oktober 2020 yang menunjukan penyebaran sangat cepat. Waktu yang cukup lama bagi dunia menghadapi pandemic ini, menyebabkan COVID-19 memberikan dampak tidak hanya pada aspek kesehatan tetapi juga aspek ekonomi dan aspek sosial. Semua sektor menjadi terdampak oleh pandemic ini tidak terkecuali sektor farmasetik. Rantai pasok farmasi juga menjadi terganggu, salah satunya sarana distribusi farmasi. Beberapa hal berdampak sama sarana distribusi karena adanya kondisi kritis seperti terbatasnya ketersediaan zat aktif farmasi, munculnya reaksi panic buying masyarakat, jumlah permintaan dan kebutuhan konsumen yang meningkat secara signifikan, waktu tunggu pengiriman produk yang juga meningkat, serta keadaan pertumbuhan ekonomi negara yang mengalami perlambatan. Oleh karena itu, distributor farmasi perlu melakukan penyesuaian terhadap perubahan atau kebijakan baru yang muncul selama pandemi ini.
PEMANTAUAN TERAPI PASIEN PENDERITA CKD DAN HIPERTENSI DI SALAH SATU RUMAH SAKIT DI BANDUNG Elsa Daw Cristin; Hasna Shafira Zahra; Gofarana Wilar; Anggi Setiadi
Farmaka Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i2.39722

Abstract

CKD (Chronic Kidney Disease) merupakan gangguan yang terjadi pada fungsi ginjal secara progresif dan bersifat ireversible karena ginjal tidak mampu mempertahankan keseimbangan dan metabolisme cairan serta elektrolit yang mengakibatkan terjadi uremia (retensi urin dan penumpukan nitrogen dalam darah). Hipertensi merupakan penyebab yang umum dari gagal ginjal karena terjadinya peningkatan tekanan pada kapiler glomerulus. Penggunaan obat hipertensi juga dapat menyebabkan terjadinya edema. Anemia merupakan salah satu komplikasi yang sangat umum pada penderita CKD. Hal tersebut terjadi akibat penurunan produksi eritropoetin endogen pada ginjal. Pelaksanaan PTO ini dilakukan di salah satu Rumah Sakit di Bandung dengan pasien CKD stage V. Pasien tersebut juga didiagnosa CKD dengan asidosis metabolik, dengan diagnosa tambahan anemia dan trombositopenia dengan riwayat sebelumnya adalah hipertensi. Pemantauan Terapi Obat dilakukan dengan memastikan penggunaan obat yang tepat dan menghindari kejadian yang tidak diinginkan.Kata kunci: CKD, Hipertensi, PTOAbstractCKD (Chronic Kidney Disease) is a progressive and irreversible disorder that occurs in kidney function because the kidneys are unable to maintain fluid and electrolyte balance and metabolism, resulting in uremia (urinary retention and nitrogen accumulation in the blood). Hypertension is a common cause of kidney failure due to increased pressure in the glomerular capillaries. The use of hypertension drugs can also cause edema. Anemia is a very common complication in patients with CKD. This occurs due to decreased production of endogenous erythropoietin in the kidneys. The PTO was carried out at a hospital in Bandung with a stage V CKD patient. The patient was also diagnosed with CKD with metabolic acidosis, with additional diagnoses of anemia and thrombocytopenia with a previous history of hypertension. Drug Therapy Monitoring is done by ensuring the proper use of drugs and avoiding unwanted events.Keywords:CKD, Hypertension, PTO

Page 1 of 2 | Total Record : 15